Minggu, 05 Maret 2017

Perjodohan Oh Perjodohan

Hai ambigulicious, gue balik lagi. Setelah Sekian lama vakum dari dunia per-blog-an akibat That XX dan This YY (?) . Kali ini berkat seorang perempuan yang sebenarnya gue ragu dia perempuan atau bukan *plak, yang notabene adalah adik tingkat di kampus gue. Setelah nyaris tak pernah menyentuh blog ini lagi akhirnya ada seseorang yang berkunjung untuk membaca tulisan absurd gue. Ya, dia adalah adik tingkat gue. Dengan semangat membara dia menceritakan isi dari blog yang sebagian besar adalah tulisan-tulisan alay gue yang bisa bikin sakit mata kalo kelamaan baca. Gue terharu :') pada akhirnya ada juga yang menaikkan mood menulis gue kembali hahaha. Mungkin kapan-kapan gue harus traktir dia permen mil*ita sebiji.
Oke, postingan gue kali ini masih gak jauh-jauh dari kehidupan gue.
Ehem.
Perjodohan.

Satu kata yang kedengerannya udah langka banget di jaman anak TK udah bisa pake komputer ini. Makhluk mana sih yang menciptakan hal-hal bodoh seperti perjodohan? Sumpah, hidup itu memang konyol dan susah di tebak. Gue dulu-beberapa waktu yang lalu-pernah mengalami kejadian yang mirip seperti tayangan di sinetron-sinetron alay yang tayang di tv. Gue beri judul “kisah tentang cowok kodok setengah buaya dan cewek setengah polos yang buta”. Dengan alur yang mirip sinetron menjijikkan itu membuat hari-hari tenang gue jadi kacau. Gue berpikir buat jadi duta jomblo teladan aja ketimbang pacaran sama siluman buaya yang rata-rata gue temui dan ada di sekitar gue.  Tapi apalah artinya duta jomblo kalo yang lebih menakutkan dari itu adalah the power of emak-emak. Yep, emak gue berusaha merubah gelar kebanggaan gue dengan bentuk perjodohan. Sebenernya ide gila itu bukan berasal dari emak gue tapi dari tante gue yang katanya ponakannya yang jauh disana cocok sama gue yang imut ini. Dengan jurus andalan layaknya seorang dagang yang sedang mempromosikan barang, beliau mengatakan bahwa ponakannya ganteng dan sebagainya. Ajang promosi itu berakhir dengan desakan memberi nama, nomer hp,  nomer togel, akun sosmed, alamat, dll. Bukan tante gue namanya kalo engga dapetin semua itu. Gue bahkan gak tau wujudnya, gak tau mukanya, gak tau ukuran celana nya, gak tau sifatnya. Tapi emak gue setuju-setuju aja. Di era masyarakat udah mengenal film valak kenapa masih aja ada perjodohan yang seharusnya cuma ada di jaman pithecantropus ereksiterus siti nurbaya. Demi pantat kerang laut, gue pasrah. Sungguh, gue seperti mengalami kejadian mirip drama-drama telenovela yang sering gue tonton. Dijodohkan-ketemu-berantem-benci-berubahjadicinta-menikah-bahagiaselamanya-end. Menggelikan. Setelah dulu alur sinetron, sekarang alur drama, nanti alur apa? Alur komedi? Alur mistis? Horor? Memang cobaan untuk orang jomblo gak ada habisnya *poorme*.
NB: Jangan terlalu serius baca nya.


Salam jari kelingking
          (Airin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar