Sabtu, 28 Maret 2015

Hey, you should to know

Dear you,
Oh ayolah, bukankah urusan kita sudah selesai? 
Kenapa kau masih saja mencari masalah denganku? 
Aku sudah merelakannya. Dan aku bahkan sudah berjanji padamu untuk tidak mendekatinya walaupun dia yang tetap mendekati ku. Aku juga sudah bicara padanya untuk menghapus perasaan masing-masing. Lalu apalagi? 
Aku sudah minta maaf karena aku sadar aku juga bersalah dalam hal ini. 
Kau gadis yang manis. Kupikir kau tipe orang yang pemaaf dan tidak akan memperpanjang masalah seperti ini. Tapi kurasa aku salah. Aku bahkan tidak bisa membencimu walau sebenarnya aku ingin. Entahlah, mungkin karena nama dan bulan lahir mu sama denganku. Aku merasa kalau aku membencimu itu sama saja dengan aku membenci diriku sendiri. 
Urusan kita sudah selesai dan kau bahkan masih tetap bersamanya. Lalu atas dasar apalagi kau masih tetap menghinaku? 

Pernah tidak kau membayangkan menjadi diposisiku. Aku pernah membayangkan diposisimu dan aku tau itu pasti menyakitkan. Pacar sendiri yang malah menyukai gadis lain. Tapi yang perlu kau ketahui, gadis itu tidak tau apa-apa. Dia bahkan tidak menyatakan cinta pada pacarmu. Walau memang dia akui dia menyukainya. Gadis itu sadar diri. Dia lebih memilih diam dan menahan dirinya untuk tidak terjun terlalu dalam. Karena dia menghargaimu. Tapi kau datang dan malah menghakiminya. Mengatainya PHO, orang ketiga, dan sebagainya. 
Hey, kita sama-sama wanita, tidak bisakah kau menghargai ku juga? Kau pikir aku senang seperti ini? kalau aku bisa aku tidak ingin kenal dia. Aku tidak ingin menyukainya. 
Dan jangan sebut aku PHO karena aku bahkan tidak ingin merusak hubungan kalian. Kalau aku PHO mungkin aku sudah rebut dia dari dulu. Tapi lihat, aku bahkan merelakannya tetap bersamamu. Aku lebih baik mengalah daripada harus merusak. 
Kau sudah dewasa, kau calon guru harusnya kau mengerti. 
Kau tau, kesabaran seseorang itu ada batasnya. Dulu sebelum masalah ini selesai aku mencoba untuk bersabar atas kelakuanmu ini. tapi sekarang masalah ini sudah selesai. 
Kalau kau tetap ingin membangunkan seekor singa dengan desisanmu itu, dengan kicauanmu itu, maka jangan salahkan singa yang bisa sewaktu-waktu menerkam mu tanpa ampun. Ingat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar